Tugas
Mata Kuliah
MENUJU HIDUP LEBIH BAIK DENGAN ISLAM
Pendidikan Agama Islam
Disusun
Oleh:
1
|
Muhamad
Yasin
|
18122430
|
2
|
Gararosa
|
18122408
|
3
|
Eiklel
|
18121808
|
4
|
M
Khadavi
|
18122229
|
Bina
Sarana Informatika ( BSI )
BSD
– Serpong
KATA PENGANTAR
Tiada kata
yang pantas kami ucapkan terkecuali syukur Alhamdulillah kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada kami dalam
menyusun dan menyelesaikan makalah ini.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi persyaratan Mata
Kuliah Pendidikan Agama Islam. Selain itu, isi makalah dapat dijadikan
pembelajaran seperti apa yang ada di kuliah. Tema dari makalah ini kami
mengambil tentang Menuju Hidup Lebih Baik Dengan Islam.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih
kepada pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah. Terutama kepada Bapak Ilam
syah yang telah memberi motivasi dan pengarahan dalam penyusunan makalah ini.
dan teman-teman yang telah memberikan support beserta do’anya sampai makalah
ini terselesaikan.
Kami sangat menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih banyak kekurangan
dan masih jauh dari kata sempurna terutama mengenai masalah dalam penyampaian
bahasa dan struktur isi makalah ini. Untuk itu kritik dan saran yang membangun
sangat kami harapkan dari pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua. Amin
Tangerang Selatan, Juni 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
Sampul Halaman Depan
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB
I. PENDAHULUAN (Hal.1)
-
Pengertian dan makna. Hal.1
BAB II. PERANAN ISLAM DALAM
KEHIDUPAN MANUSIA (Hal.2)
- Islam mengatur hubungan antara manusia dengan Sang Pencipta. Hal.2
- Islam mengatur hubungan antara manusia dengan manusia. Hal.2
- Islam mengatur hubungan antara manusia dengan Alam semesta. Hal.2
- Islam sebagai pedoman hidup. Hal.3
- Akhlaq. Hal.3
- Pendidikan. Hal.3
- Ekonomi. Hal.4
BAB III. LANGKAH-LANGKAH PERBAIKAN
DIRI (Hal.4)
- Pengenalan Diri. Hal. Hal.5
”Sebuah
Perenungan”
- Pembersihan Hati. Hal.7
- Pengendalian Diri. Hal.9
- Pengembangan Diri. Hal.11
- Makrifatullah. Hal.13
BAB IV. PENUTUP (Hal.14)
- Kesimpulan. Hal.15
- Referensi. Hal.15
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia diciptakan Allah sebagai khalifah di bumi ini. Dan sebagai khalifah
di bumi tugas utama manusia adalah untuk beribadah kepada Allah SWT.
"Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada
berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang
pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka.
Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat
cepat hisab-Nya."(Ali imran:19)
Islam adalah agama yang mengajarkan bagaimana menjalani hidup yang seimbang
antara kehidupan dunia dan persiapan untuk menghadapi kehidupan di akhirat
kelak. Allah SWT telah membuat aturan dan petunjuk yang maha sempurna agar
manusia mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Semua itu tertuang dalam
firman-Nya yaitu Al-Quran.
Alangkah indahnya apabila kita menjalani hidup ini dengan mengikuti syariat
Islam. Segala perbuatan kita senantiasa berpedoman kepada Al-Quran dan Sunnah.
Akhlak manusia akan terus terpelihara. Tindak kejahatan tidak akan pernah kita
dengar, kesenjangan sosial tidak akan pernah ada. Yang ada hanyalah kehidupan
yang harmonis antar umat manusia sehingga tercipta kehidupan yang aman, tentram,
dan sejahtera.Insya Allah
1. Pengertian dan Makna Islam.
Dilihat Dari
Aspek Bahasa
Islam
berasal dari kata bahasa Arab Aslama-Yuslimu-Islaman
yang secara kebahasaan berarti 'Menyelamatkan' misal teks 'Assalamu Alaikum'
yang berarti Semoga Keselamatan menyertai kalian semuanya. Islam/Islaman
adalah Masdar sebagai bahasa penunjuk dari Fi'il yaitu 'Aslama' = Telah Selamat dan 'Yuslimu'
= Menyelamatkan. Kata triliteral semitik 'S-L-M' menurunkan beberapa
istilah terpenting dalam pemahaman mengenai keislaman, yaitu Islam dan Muslim.
Kesemuanya berakar dari kata Salam
yang berarti kedamaian. Kata Islam lebih spesifik lagi didapat dari
bahasa Arab Aslama, yang bermakna "untuk
menerima, menyerah atau tunduk" dan dalam pengertian yang lebih jauh
kepada Tuhan.
Dilihat Dari
Aspek Kemanusiaan
Ayat lain
menghubungkan Islām dan din (lazimnya diterjemahkan sebagai
"agama"): "...Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untukmu
agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam
itu jadi agama bagimu." Namun masih ada yang lain yang menggambarkan Islam
itu sebagai perbuatan kembali kepada Tuhan-lebih dari hanya penyataan
pengesahan keimanan.
BAB II
PERANAN ISLAM DALAM
KEHIDUPAN MANUSIA
Maha besar Allah yang
telah menjadikan Islam begitu sempurna. Dengan segala kuasa-Nya, Allah telah
mengatur sedemikian rupa bagaimana hubungan antara manusia dengan Sang
pencipta, manusia dengan manusia, manusia dengan alam semesta, dan Allah telah
menjadikan Islam sebagai pedoman hidup bagi manusia.
- Islam mengatur hubungan antara manusia dengan Sang Pencipta
"Dan apabila
hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku
adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon
kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan
hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam
kebenaran." (Al-Baqarah[2]:186)
- Islam mengatur hubungan antara manusia dengan manusia
"Dan (ingatlah),
ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah
selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak
yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia,
dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji
itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu
berpaling."(Al-Baqarah[2]:83)
- Islam mengatur hubungan antara manusia dengan alam semesta
"Dan janganlah
kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan
berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan
dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang
berbuat baik."(Al-A'raaf[7]:56)
- Islam sebagai pedoman hidup
Entah sudah berapa banyak manusia yang rela menjual
harga diri demi mendapatkan harta, melakukan perbuatan tercela untuk memuaskan
nafsunya, merusak alam demi memenuhi ambisinya tanpa memperhitungkan
konsekuensi dari perbuatannya tersebut, dan masih banyak lagi perbuatan hina
manusia yang pada akhirnya merugikan dirinya sendiri, orang lain dan alam
semesta.
Islam mengajarkan bagaimana kita berperilaku baik
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Al-Quran telah jelas tertulis pedoman-pedoman
dalam segala aspek kehidupan. Diantaranya :
- Akhlak
Seorang muslim yang baik akan selalu merasa ada yang
mengawasi, oleh karena itu dia akan selalu berusaha untuk malakukan hal-hal
yang bermanfaat dan menghindari perbuatan-perbuatan tercela yang akan merusak
akhlaknya.
"Maka apakah
mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiada yang merasa
aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi."(Al-A'raaf[7]:99)
- Pendidikan
"Sungguh Allah
telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus
diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan
kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan
kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan
Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata." (Ali
Imran[3]:164)
"Dia-lah yang
mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang
membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan
mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya
benar-benar dalam kesesatan yang nyata," (Al-Jumu'ah[62]:2)
- Ekonomi
"Sesungguhnya
zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin,
pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk
mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan
Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."
(At-Taubah[9]:60)
"Apa saja harta
rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang
berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum
kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam
perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di
antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang
dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya." (Al-Hasyr[59]:7)
Berdasarkan dua ayat di atas kita bisa menarik
kesimpulan bahwa jika seluruh umat manusia berpegang teguh dan menjalankan
segala hal yang telah menjadi ketetapan Allah, kesenjangan sosial tidak akan
pernah ada. Si kaya akan menaungi si miskin, dan si miskin akan menyayangi si
kaya.
BAB III
LANGKAH – LANGKAH
PERBAIKAN DIRI
Dalam diri manusia terdapat segumpal daging, apabila
daging itu baik maka baik pula seluruhnya, namun bila daging itu rusak maka
rusak pula seluruhnya. Saudara tahu daging apakah itu?? Daging itu adalah HATI.
Hati atau qolbu adalah inti dari diri kita. Hati
inilah yang bisa melengkapi otak cerdas dan badan kuat menjadi mulia. Dengan
hati yang hidup inilah orang ynag lumpuh menjadi mulia, orang yang tidak begitu
cerdas menjadi mulia.
Dengan hati yang bersih kita akan dapat menjalani hidup
ini dengan nikmat. Kalau hati ini bersih dan sehat, pikiran pun bisa menjadi
cerdas. Orang yang bersih hati punya kemampuan berfikir yang lebih cepat
daripada orang lain. Karena orang yang bersih hatinya tidak punya waktu untuk
memikirkan kejelekan orang lain, iri dengan keberhasilan orang lain, dan
pikiran-pikiran jalek lainnya.
Kebeningan hati tidak akan kita peroleh hanya dengan
doa, doa yang kita panjatkan harus diiringi dengan usaha yang keras dan gigih.
Uraian dalam makalah ini semoga dapat membantu kita dalam upaya melejitkan
potensi hati yang akhirnya akan membawa kita kepada kehidupan yang lebih baik.
1. PENGENALAN DIRI
Seseorang yang mampu
mengendalikan perasaan (emosinya) adalah orang yang bisa memahami siapa
dirinya. Jadi, tentunya kita akan bisa mengendalikan diri begitu kita
mengenalnya secara mendalam. Seperti halnya mobil, kita dapat mengendarai mobil
hanya jika mengenal bagaimana cara kerja mobil tersebut, bagaimana cara
mengoper gigi, menginjak pedal gas, mengendalikan stir dan hal-hal lainnya.
Kunci pemahaman diri
terletak pada hati. Hati yang bisa memperlihatkan secara jelas siapa diri kita
dan bagaimana watak kita. Hati yang bersih, Insya Allah akan bisa
memperlihatkan kebersihan pada pribadi kita. Dan proses pengenalan diri ini
dapat kita peroleh melalui proses introspeksi diri (muhasabah). Kita
harus punya keyakinan bahwa hanya kitalah yang bisa menolong diri kita sendiri
dan ikhtiar ini hanya Allah-lah yang berkuasa menolongnya.
1. Cermati Potensi Diri
Anda adalah apa yang
Anda pikirkan, artinya jika kita
memikirkan bahwa kita tidak berguna, maka ketidakbergunaan itulah yang akan
tetap menjadi cap diri kita. Mencermati potensi diri sama halnya dengan
mengenali siapa diri kita.
Selain dengan menjawab
semua pertanyaan diatas, kita dapat mengenali potensi diri melalui hubungan
dengan orang lain. karena orang lain akan lebih objektif malihat
potensi-potensi dalam diri kita. Melalui cara ini, kita akan belajar untuk
menerima kritik yang datang dari luar. Kita harus terbuka terhadap
kritik-kritik tersebut dan harus berprasangka baik (Husnudzan) terhadap
kritikan itu jika kita menghendaki perubahan dalam diri kita.
"...Sesungguhnya
Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan
yang ada dalam diri mereka sendiri..." (Qs Ar-Ra'd [13]:11)
2. Fokuskan Pada Diri Sendiri
Setiap orang tentu
menginginkan kehidupan yang baik, dan berada di lingkungan yang baik. Keadaan
ini tentunya akan terwujud jika setiap individu memiliki komitmen yang kuat
untuk mencapai tujuan tersebut.
Kebaikan dapat
ditularkan dari seseorang kepada orang lain. Namun, kebaikan akan menjadi
efektif merasuk pada diri manakala berpangkal pada diri kita sendiri. Ungkapan
yang cocok dengan ini bahwa sebaiknya kita mengurusi diri sendiri sebelum
mengurusi orang lain.
3. Ubahlah Persepsi
Persepsi adalah cara
pandang kita terhadap potensi-potensi diri kita. Jika kita mempersepsikan diri
kita selalu gagal dan tidak bisa diperbaiki, sampai kapan pun kita tidak akan
pernah sukses.
Seseorang akan efektif
mengubah persepsinya kalau Ia dapat menggunakan qolbunya. Qolbu yang menuju
Allah SWT, akan berbicara bahwa pada dasarnya manusia memiliki sisi baik.
Manusia dapat mengubah dirinya menuju kebaikan jika Ia menghidupkan sisi baik
dan mematikan sisi buruknya. Yakinlah bahwa kehidupan lebih baik akan kita
peroleh selama kita berada dijalur yang benar, yaitu jalur yang telah
ditetapkan Allah SWT.
..:: Sebuah Perenungan ::..
Pengenalan diri biasa dilakukan dengan tafakur
(perenungan) untuk menjawab beberapa pertanyaan dari dalam hati kita.
Sahabat sekalian bisa mencoba menuliskan jawaban –
jawaban dari pertanyaan berikut ini.
- Apa saja yang menjadi kekurangan atau kelemahan saya selama ini ?
- Apa saja yang menjadi kekuatan atau kelebihan saya selama ini ?
- Prestasi apa yang paling membanggakan dalam hidup saya ?
- Keadaan atau peristiwa apa yang paling tragis dalam hidup saya ?
- Apakah saya mengetahui tujuan hidup saya ?
- Apakah selama ini saya dekat dengan Allah ?
- Apakah selama ini saya meminta pertolongan kepada Allah ?
-
- Saya senang jika ...
- Saya sedih jika ...
- Saya marah jika ...
- Saya sakit hati jika ...
- Saya bosan jika ...
- Apa yang orang lain tidak sukai dari diri saya ?
- Apa yang saya tidak sukai dari diri saya ?
- Apa yang orang lain sukai dari diri saya ?
- Apa yang saya sukai dari diri saya ?
2.
PEMBERSIHAN HATI
Sebenarnya sukses di
dunia itu tidak berujung. Sukses di dunia adalah sesuatu yang tidak hakiki.
Manakala seseorang telah meraih sukses, sesungguhnya Ia tengah ditawari untuk
meraih sukses berikutnya lewat upaya yang lebih keras.
Kesuksesan dalam konsep
perbaikan hidup adalah bagaimana kita secara istiqomah dapat terus melakukan
pembersihan hati di sepanjang kehidupan. Puncak dari kesuksesan itu adalah
bertemu dengan Allah SWT. Dan kunci dari puncak kesuksesan itu adalah
kebersihan hati (qolbun saliim).
Kunci Pembersihan Hati
1. Tekad
Tekad yang kuat merupakan generator yang mampu menggerakan aktivitas
positif kita. Setiap orang memiliki kemampuan untuk melakukan hal-hal positif,
namun tergantung dari orang tersebut apakah Ia mau menggerakan kemampuan itu
atau tidak.
Pada dasarnya kita mampu untuk melakukan shalat tahajud dan shaum
Senin-Kamis. Namun, terkadang tekad kita terlalu lemah sehingga kita tidak
dapat melaksanakannya. Kita mampu untuk mengubah diri kita menjadi lebih baik
tetapi kita tidak punya tekad untuk itu.
"Sesungguuhnya amal perbuatan itu pasti mengandung niat,dan setiap
orang akan memperoleh apa yang diniatkannya.Barangsiapa yang hijrahnya
ditujukan kepada Allah dan Rasul-Nya,berarti hijrahnya pada Allah dan
rasul-Nya" (HR Bukhari-Muslim)
2. Ilmu Memahami Diri
Dalam proses pembersihan hati ada satu ilmu yang harus kita kuasai yaitu
ilmu memahami diri. Setelah kita kenal siapa diri kita, kita pahami lebih dalam
diri kita dengan terus mencari dan memperbaiki kekurangan yang ada dalam diri
kita. Ilmu memahami diri in berbanding lurus dengan tekad. Semakin kuat tekad
maka semakin besar kadar ilmu pemahaman diri yang kita miliki.
3. Rajin Mengevaluasi Diri
"Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi
kesabaran." (QS Al-Ashr [103]:1-3)
Sesungguhnya Allah telah mengingatkan manusia betapa pentingnya waktu.
Manusia yang profesional adalah manusia yang mampu mengelola waktunya secara
efektif. Manusia yang bernilai adalah manusia yang mampu menyediakan waktunya
untuk mengevaluasi diri dan saling menasehati dalam hal kebenaran dan
kesabaran.
4. Biarkan Orang Lain Menilai Kita
Terbukalah terhadap
kritik yang datang dari luar, karena orang lain akan lebih objektif menilai
diri kita. Hal ini akan melatih hati kita untuk lapang dada, besar hati
menerima ketidaksenangan dan keraguan orang lain terhadap diri kita. Dan hal
ini akan menjadi bahan evaluasi bagi kita untuk memperbaiki diri.
5. Bercermin Pada Perilaku Orang Lain
Cermin memberikan
kesempatan bagi kita untuk melihat secara jelas apa yang sebelumnya tidak
terlihat. Dalam kehidupan sehari-hari, orang-orang di sekitar kita adalah
cermin yang membantu kita untuk melihat bagaimana diri kita sebenarnya dan apa
yang harus kita lakukan agar kita terlihat baik di dalam cermin itu.
3. PENGENDALIAN DIRI
Dalam kehidupan kita,
yang harus kita waspadai adalah diri kita sendiri. Syariatnya kita tidak
mungkin celaka, kecuali karena diri sendiri. Rasulullah SAW telah menegaskan
bahwa jihad akbar adalah jihad melawan diri sendiri --- jihaddun nafs
adalah prioritas utama.
Setelah mengenal diri
dan membersihkan hati, langkah berikutnya adalah pengendalian diri.
Pengendalian diri memang memerlukan keterampilan prima dan harus terus dilatih
agar semakin terbiasa. Jika kita tidak mampu mengendalikan diri kita akan
diperbudak oleh hawa nafsu kita sendiri.
1. Mengelola Perasaan
Perasaan itu ibarat
kuda liar, jika kita tidak mampu mengendalikannya kita akan terpelanting
dibuatnya. Perasaan ini timbul dari hal-hal yang biasa kita lakukan. Ada
beberapa kebiasaan dalam diri kita yang perlu pengendalian ketat agar tidak
merugikan diri kita sendiri. kebiasaan itu diantaranya dalam hal amarah,
ucapan, pandangan, pendengaran, dan selera makan.
2. Mengelola Stress
Kegelisahan dan
kecemasan adalah keadaan tidak mengenakan yang bisa dialami semua orang. Namun
ada orang yang tawakal menerimanya dengan tetap berprasangka baik terhadap
Allah SWT, dan sebaliknya ada yang tersiksa olehnya sehingga menyalahkan orang
sekitarnya bahkan menyalahkan Allah SWT. Naudzubillahi min dzalik!!
Stress dapat
menyebabkan seseorang tidak bisa menikmati berkah Allah yang melingkupinya.
Kemewahan dan kejayaan tidak dapat membuat hidupnya bahagia.
"... Ingatlah,
Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." (QS Ar-Ra'd[13]:28)
"Karena
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,Sesungguhnya sesudah kesulitan
itu ada kemudahan." (QS Alam Nasyrah [94]:5-6)
3. Mengelola Waktu dan Aktivitas
"Barangsiapa yang
hari ini sama dengan hari kemarin maka dia termasuk orang-orang yang
merugi" (HR Dailami)
Waktu adalah amanah
bagi manusia untuk dipergunakan sebaik-baiknya. Allah memberikan waktu bagi
manusia untuk berkiprah di dunia ini. Ada manusia yang memanfaatkannya dengan
sebaik-baiknya, ada juga manusia yang berleha-leha dan membuang waktunya begitu
saja.
Kelakuan, pikiran,
sikap, tutur kata, dan aktivitas apapun yang kita lakukan, semuanya pasti
memakan waktu. Maka, tidak boleh kita melakukannya kecuali jika dipandang
berharga dan bermanfaat.
4. Berempati
Empati merupakan
kemampuan dan keinginan untuk merasakan apa yang orang lain rasakan. Dalam
sebuah haditsnya rosulullah menyatakan bahwa bukanlah dari kaumnya orang-orang
yang tidak peduli terhadap saudaranya sesama muslim. Sehingga diumpamakan bahwa
kaum muslim itu ibarat anggota badan. Jika salah satu anggota badan sakit, yang
lain akan merasakannya.
Orang yang paling mulia
adalah orang yang bermanfaat bagi yang lainnya. Bayangkan jika setiap orang
memiliki empati seperti ini, kekeluargaan dalam kehidupan kita tentu akan
selalu terjaga.
5. Berkomunikasi dan Bergaul
komunikasi dan
pergaulan yang hakiki adalah komunikasi dari hati ke hati yang penuh
keikhlasan. Pergaulan yang penuh rekayasa, topeng, dan tipu daya tidak akan
pernah abadi.
Berkomunikasi dan
bergaul ada seninya. Seninya berasal dari pengendalian hati. Karena itu,
sebelum berkomunikasi dan bergaul, persiapkan hati kita yang baik dan tulus.
Dengan hati yang baik dan tulus, hasilnya Insya Allah akan maksimal.
Agar kita berhasil dalam
pergaulan ada beberapa hal yang perlu kita setting dalam hati kita.
6. Aku bukan ancaman bagimu
Harus ada keyakinan
dalam hati bahwa kita tidak menjadi ancaman bagi orang lain. kita bukanlah
biang kerok yang selalu menimbulkan kesusahan dan kerugian bagi orang lain.
7. Aku menyenangan bagimu
Harus ada keinginan
dalam hati bahwa kita bisa menyenangkan bagi orang lain. sehingga, kehadiran
kita bis menjadi pelipur lara bagi orang-orang yang sedang bermasalah.
8. Aku bermanfaat bagimu
Telah diungkapkan oleh
Rosulullah SAW. Bahwa orang yang paling mulia di antara kita adalah yang paling
bermanfaat bagi orang lain. Karena itu, harus menjadi tekad yang menggebu untuk
meraih kedudukan mulia di sisi Allah dengan cara meningkatkan kemampuan kita
agar bermanfaat bagi orang lain.
4. PENGEMBANGAN DIRI
Niat dan tekad yang
menggebu di dalam hati untuk mengubah diri. Lalu, kita tumbuh menjadi pribadi
yang kita idamkan. Namun, setelah tumbuh sering kita justru tidak berkembang.
Hal ini karena kekonsistenan tekad dan niat kita terganggu oleh hal-hal yang
berasal dari diri kita sendiri.
Berikut ini upaya-upaya
mengembangkan diri setelah kita melewati proses pengenalan diri dan pembersihan
hati. Insya Allah keberhasilan pengembangan diri adalah sebuah prestasi
yang akan membuat hidup kita lebih berarti.
1. Membina Kepercayaan Diri
Kesombongan adalah
sesuatu yang buruk dan tidak ada seorang pun yang menyukainya. Namun
sebaliknya, minder (rendah diri) sebenarnya tak kalah buruk dengan kesombongan.
Kesombongan hanya
berhak dimiliki oleh Allah SWT, karena Dialah yang Maha Segalanya. Dan rendah
diri, hanya pantas kita lakukan manakala kita sedang menghadap kepada Allah
SWT. Apalah artinya manusia kecil ini dibandingkan ke-Mahaperkasa-an Allah SWT.
2. Membangun Kredibilitas dan Kapabilitas
Kredibilitas atau
kepercayaan adalah hal yang harus terus kita pelihara. Karena kepercayaan
adalah inti dari hubungan antar sesama. Seperti yang dicontohkan Rasulullah
SAW, sebelum diangkat menjadi rasul beliau telah mendapatkan gelar al-Amin (terpercaya)
dari masyarakat kota Makkah sejak usia remaja. Beliau menjadi orang terpercaya
(kredibel) karena akhlak dan perilakunya.
Kapabilitas atau
kecakapan adalah hal kedua yang harus kita miliki setelah kejujuran. Walaupun
seseorang telah teruji kejujurannya, seseorang harus pula teruji kecakapan dan
keandalannya. Adalah sebuah keteledoran manakala seorang bersikap jujur, tetapi
ketika bekerja ia banyak lalai dan melakukan kesalahan yang dapat mengakibatkan
rontoknya kredibilitas.
Setelah membangun
kredibilitas dan kapabilitas, yang harus kita lakukan adalah mengembangkan
kreasi dan inovasi. Kita tahu perubahan demi perubahan terjadi setiap waktu.
Karena itu, jika kita menginginkan kemajuan dalam diri kita, maka kita dituntut
untuk selalu berfikir kreatif. Dengan demikian kita akan dapat menyesuaikan
diri dalam berbagai situasi sehingga lebih menegaskan kredibilitas dan
kapabilitas sebagai orang yang mengikuti perkembangan zaman.
3. Menjadi Pribadi Unggul
Unggul berbanding lurus
dengan prestasi. Seseorang menjadi pribadi yang unggul karena dia menghasilkan
prestasi-prestasi dalam hidupnya. Prestasi itu dapat kita petakan dalam format
3 K(Q), yaitu kecepatan (quick), kualitas (quality), kuantitas (quantity).
Suhanallah, ternyata format tersebut telah terakomodasi dalam Islam sebagai agama
prestatif. Islam mengutamakan kecepatan dengan menganjurkan pemeluknya
untuk tidak menunda-nunda kebaikan. Islam mengutamakan kualitas dengan
menganjurkan pemeluknya untuk beribadah dengan khusuk dan melakukan yang
terbaik untuk dunia dn akhirat. Dan Islam mengutamakan kuantitas dengan
menganjurkan pemeluknya memperbanyak amalan, ilmu, dan usaha.
5. MAKRIFATULLAH
Langkah terakhir dalam
perbaikan diri adalah kecondongan diri kita kepada Allah SWT. Setelah kita
menjalani langkah-langkah diatas, kita fokuskan hati kita kepada Allah SWT. Hal
ini bertujuan agar kebaikan-kebaikan yang ada pada diri kita senantiasa
terjaga.
"Wahai anak
Adam, Aku telah ciptakan kamu, maka kamu jangan bermain-main, dan Aku jamin
rezekimu, maka kamu jangan merasa capai. Wahai anak Adam, carilah aku, maka
engkau akan menemui-Ku. Dan jika engkau menemukan Aku, engkau akan dapat
sesuatu sedang Aku mencintaimu, lebih dari segalanya." (HR. Qudsi)
Sesungguhnya Allah itu
sangat dekat, bahkan lebih dekat dari urat leher kita sendiri. Dengan meyakini
hal tersebut, apakah mungkin kita akan berani berbuat maksiat?? Jawabannya
adalah TIDAK!. Setiap gerak langkah kita semata-mata hanya untuk meraih ridho
Allah.
Allah SWT akan
memberikan anugrah-Nya berupa kecerdasan ruhaniah bagi orang yang selalu
mendekatkan diri kepada-Nya. Dalam hati orang-orang yang dianugrahi kecerdasan
seperti ini, nur Illahi akan selalu berbinar. Inilah ciri-ciri orang tersebut.
1. Mengalami Perubahan yang Dahsyat
Kekuatan keyakinan
kapada Allah begitu dahsyat dalam mengubah apa pun hanya dalam hitungan detik.
Dengan keimanan kita bisa berharap terjadi perubahan yang hakiki pada diri
kita. Yang semula pemalas berubah menjadi semangat berkarya. Yang tadinya
minder, berubah menjadi penuh percaya diri.
2. Menjadi Orang yang Merdeka
Alangkah bahagianya
orang yang selalu membina hubungan baiknya secara horizontal, terlebih lagi
hubungan secara vertikal dengan Allah SWT. Manakala kita telah mngenal Allah,
kita akanmenjadi orang yang merdeka. Dipuji tidak dipuji tetap giat berbakti.
Diberi balasan atau tidakk kita tetap berbuat baik. Diawasi atau tidak, kita
tetap istiqomah bekerja dengan tertib dan optimal.
3. Merasakan Pengiring
Orang yang mendekatkan
diri kepada Allah tentu tidak akan merasakan kesendirian karena Ia dapat
merasakan iringan Allah dalam hidupnya. Kita tidak akan merasa cemas, karena
yakin bahwa Allah akan selalu memperhatikan kita, memenuhi kebutuhan kita,
mengabulkan doa kita, dan menjaga diri kita. Kapan pun dan dimana pun.
4. Menjadi Optimis
Orang yang mendekatkan
diri kepada Allah tidak akan pernah mencemaskan hari esok. Karena Ia yakin
bahwa Allah akan selalu memberikan rezeki-Nya selama kita mau mengoptimalkan
usaha dan doa kita.
"...Dan barangsiapa
yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)-nya..." (QS ath-Thalaaq [65]:3)
5. Memiliki Akhlak Yang Baik
Keberadaan Allah yang
dekat dengan kita akan menjadi sebuah peringatan untuk selalu berhati-hati
dalam perkataan dan perbuatan. Alangkah tentramnya orang yang berhati bersih.
Hidupnya senantiasa damai, walaupun tinggal di tempat yang karena setiap orang
selalu merindukan kehadirannya.
BAB IV
PENUTUP
Uraian diatas menjelaskan bahwa betapa sempurnanya
Islam dalam mengatur setiap sisi dalam kehidupan manusia. Islam diturunkan
Allah SWT untuk menyempurnakan ahlak manusia dan mengajarkan kepada manusia
bagaimana menjalani hidup di dunia sebagai ladang amal dan jembatan menuju
syurga-Nya kelak.
Umar bin Khattab RA, sebelumnya begitu pemarah,
berpribadi keras sampai-sampai anaknya sendiri dikubur hidup-hidup. Namun,
ketika mendapat iman, segalanya berubah! Dia jadi begitu pemurah, penyantun,
dan sangat peka terhadap derita orang lain.
Islam telah begitu jelas memberikan petunjuk bagi
manusia, bagaimana cara meraih kemuliaan hidup. Namun tentunya,
petunjuk-petunjuk itu tidak akan memberikan pengaruh apapun jika kita sebagai
umat muslim tidak menerapkannya dalam kehidupan kita.
Oleh karena itu, mari kita jadikan Islam sebagai
pedoman hidup. Kita jadikan Al-Quran dan Sunnah sebagai petunjuk yang nyata
dalam setiap gerak langkah kita. Agar kita menjadi pribadi yang tangguh,
pribadi yang siap menghadapi tantangan hidup dan siap pula menghadap Sang
pemilik kehidupan jika waktunya tiba.
Jangan biarkan kebodohan, kemalasan, dan terutama
kekufuran menjadi penghalang kita dalam meraih kebahagiaan di dunia dan
akhirat. Jangan biarkan rohmat Allah hilang dari genggaman. Pupuk terus
keimanan di hati, pelihara taqwa yang terpatri di dalam dada. Jangan biarkan
syetan mengobrak-abrik hidup kita. Tetap istiqomah dalam ibadah. Yakinlah bahwa
setiap perbuatan baik yang kita kerjakan dengan niat ibadah karena Allah akan
selalu mendapat balasan dari-Nya.
Kesimpulan
- Islam adalah agama yang sempurna, yang di dalamnya terdapat petunjuk-petunjuk bagi manusia bagaimana menjalani kehidupan di dunia dan persiapan menuju ke kehidupan yang hakiki yaitu kehidupan akhirat.
- Kesempurnaan Islam tidak akan membawa perubahan apapun jika umat manusia tidak menerapkan nilai-nilai luhur Islam dalam kehidupannya.
- Jika kita benar-benar menginginkan kehidupan terbaik, maka lakukanlah hal-hal terbaik dalam kehidupan kita dengan berpedoman pada aturan-aturan dan petunjuk yang telah detetapkan Allah SWT. Wallahu'alam
Referensi
- Buku "Jagalah Hati (step by step manajemen qolbu)" karya KH.Abdullah Gymnastiar.
- Buku "Materi Tarbiyah (panduan kurikulum da'i dan murobbi)" karya Ummu Yasmin.
- http://www.islamquest.net/id/archive/question/fa956
- http://id.wikipedia.org/wiki/Islam
- http://dadangdudung.blogspot.com/2009/02/menuju-hidup-lebih-baik-dengan-islam.html
Thx gaann ,buat referensi
BalasHapusAnda dapat membaca juga sepak bola terbaik, prediksi berita di situs saya
BalasHapusPrediksi Bola Terbaik
Terima Kasih