Minggu, 07 Juli 2013

MENUJU HIDUP LEBIH BAIK DENGAN ISLAM


Tugas Mata Kuliah
MENUJU HIDUP LEBIH BAIK DENGAN ISLAM







Pendidikan Agama Islam

Disusun Oleh:
1
Muhamad Yasin
18122430
2
Gararosa
18122408
3
Eiklel
18121808
4
M Khadavi
18122229


Bina Sarana Informatika ( BSI )
BSD – Serpong


KATA PENGANTAR
Tiada kata yang pantas kami ucapkan terkecuali syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada kami dalam menyusun dan menyelesaikan makalah ini.
            Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi persyaratan Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam. Selain itu,  isi makalah dapat dijadikan pembelajaran seperti apa yang ada di kuliah. Tema dari makalah ini kami mengambil tentang Menuju Hidup Lebih Baik Dengan Islam.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah. Terutama kepada Bapak Ilam syah yang telah memberi motivasi dan pengarahan dalam penyusunan makalah ini. dan teman-teman yang telah memberikan support beserta do’anya sampai makalah ini terselesaikan.
            Kami sangat menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna terutama mengenai masalah dalam penyampaian bahasa dan struktur isi makalah ini. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin





Tangerang Selatan, Juni 2013

Penyusun








DAFTAR ISI
Sampul Halaman Depan
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I.  PENDAHULUAN (Hal.1)
- Pengertian dan makna. Hal.1
BAB II.  PERANAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN MANUSIA (Hal.2)
- Islam mengatur hubungan antara manusia dengan Sang Pencipta. Hal.2
- Islam mengatur hubungan antara manusia dengan manusia. Hal.2
- Islam mengatur hubungan antara manusia dengan Alam semesta. Hal.2
- Islam sebagai pedoman hidup. Hal.3
- Akhlaq. Hal.3
- Pendidikan. Hal.3
- Ekonomi. Hal.4
BAB III.  LANGKAH-LANGKAH PERBAIKAN DIRI (Hal.4)
- Pengenalan Diri. Hal. Hal.5
  ”Sebuah Perenungan”
- Pembersihan Hati. Hal.7
- Pengendalian Diri. Hal.9
- Pengembangan Diri. Hal.11
- Makrifatullah. Hal.13
BAB IV.  PENUTUP (Hal.14)
- Kesimpulan. Hal.15
- Referensi. Hal.15






BAB I
PENDAHULUAN
Manusia diciptakan Allah sebagai khalifah di bumi ini. Dan sebagai khalifah di bumi tugas utama manusia adalah untuk beribadah kepada Allah SWT.
"Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya."(Ali imran:19)
Islam adalah agama yang mengajarkan bagaimana menjalani hidup yang seimbang antara kehidupan dunia dan persiapan untuk menghadapi kehidupan di akhirat kelak. Allah SWT telah membuat aturan dan petunjuk yang maha sempurna agar manusia mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Semua itu tertuang dalam firman-Nya yaitu Al-Quran.
Alangkah indahnya apabila kita menjalani hidup ini dengan mengikuti syariat Islam. Segala perbuatan kita senantiasa berpedoman kepada Al-Quran dan Sunnah. Akhlak manusia akan terus terpelihara. Tindak kejahatan tidak akan pernah kita dengar, kesenjangan sosial tidak akan pernah ada. Yang ada hanyalah kehidupan yang harmonis antar umat manusia sehingga tercipta kehidupan yang aman, tentram, dan sejahtera.Insya Allah
1.      Pengertian dan Makna Islam.
Dilihat Dari Aspek Bahasa
Islam berasal dari kata bahasa Arab Aslama-Yuslimu-Islaman yang secara kebahasaan berarti 'Menyelamatkan' misal teks 'Assalamu Alaikum' yang berarti Semoga Keselamatan menyertai kalian semuanya. Islam/Islaman adalah Masdar sebagai bahasa penunjuk dari Fi'il yaitu 'Aslama' = Telah Selamat dan 'Yuslimu' = Menyelamatkan. Kata triliteral semitik 'S-L-M' menurunkan beberapa istilah terpenting dalam pemahaman mengenai keislaman, yaitu Islam dan Muslim. Kesemuanya berakar dari kata Salam yang berarti kedamaian. Kata Islam lebih spesifik lagi didapat dari bahasa Arab Aslama, yang bermakna "untuk menerima, menyerah atau tunduk" dan dalam pengertian yang lebih jauh kepada Tuhan.
Dilihat Dari Aspek Kemanusiaan

Dengan demikian, Islam berarti penerimaan diri dan penyerahan diri kepada Tuhan, dan ummatnya harus menunjukkan ini dengan menyembah-Nya, menuruti perintah-Nya, dan menghindari politheisme. Perkataan ini memberikan beberapa maksud dari al-Qur’an. Dalam beberapa ayat, kualitas Islam sebagai kepercayaan ditegaskan: "Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam".
Ayat lain menghubungkan Islām dan din (lazimnya diterjemahkan sebagai "agama"): "...Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu." Namun masih ada yang lain yang menggambarkan Islam itu sebagai perbuatan kembali kepada Tuhan-lebih dari hanya penyataan pengesahan keimanan.
BAB II
PERANAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
Maha besar Allah yang telah menjadikan Islam begitu sempurna. Dengan segala kuasa-Nya, Allah telah mengatur sedemikian rupa bagaimana hubungan antara manusia dengan Sang pencipta, manusia dengan manusia, manusia dengan alam semesta, dan Allah telah menjadikan Islam sebagai pedoman hidup bagi manusia.
  • Islam mengatur hubungan antara manusia dengan Sang Pencipta
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (Al-Baqarah[2]:186)
  • Islam mengatur hubungan antara manusia dengan manusia
"Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling."(Al-Baqarah[2]:83)
  • Islam mengatur hubungan antara manusia dengan alam semesta
"Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik."(Al-A'raaf[7]:56)



  • Islam sebagai pedoman hidup
Entah sudah berapa banyak manusia yang rela menjual harga diri demi mendapatkan harta, melakukan perbuatan tercela untuk memuaskan nafsunya, merusak alam demi memenuhi ambisinya tanpa memperhitungkan konsekuensi dari perbuatannya tersebut, dan masih banyak lagi perbuatan hina manusia yang pada akhirnya merugikan dirinya sendiri, orang lain dan alam semesta.
Islam mengajarkan bagaimana kita berperilaku baik dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Al-Quran telah jelas tertulis pedoman-pedoman dalam segala aspek kehidupan. Diantaranya :
  • Akhlak
Seorang muslim yang baik akan selalu merasa ada yang mengawasi, oleh karena itu dia akan selalu berusaha untuk malakukan hal-hal yang bermanfaat dan menghindari perbuatan-perbuatan tercela yang akan merusak akhlaknya.
"Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi."(Al-A'raaf[7]:99)
  • Pendidikan
"Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata." (Ali Imran[3]:164)
"Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata," (Al-Jumu'ah[62]:2)

Sebelum Islam datang keadaan manusia sangatlah memprihatinkan.banyak manusia dzalim, mereka tidak mengikuti aturan-aturan Allah yang telah ditetapkan dalam kitab-kitab sebelumnya,mereka bertindak sesuka hati. Namun setelah Allah SWT mengutus Rosulullah SAW untuk menyampaikan risalah-Nya keadaan umat manusia berangsur membaik. Rosulullah mengajarkan segala aturan hidup sehingga kehidupan mereka lebih terarah dan teratur
  • Ekonomi
"Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."
(At-Taubah[9]:60)
"Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya." (Al-Hasyr[59]:7)
Berdasarkan dua ayat di atas kita bisa menarik kesimpulan bahwa jika seluruh umat manusia berpegang teguh dan menjalankan segala hal yang telah menjadi ketetapan Allah, kesenjangan sosial tidak akan pernah ada. Si kaya akan menaungi si miskin, dan si miskin akan menyayangi si kaya.
BAB III
LANGKAH – LANGKAH PERBAIKAN DIRI
Dalam diri manusia terdapat segumpal daging, apabila daging itu baik maka baik pula seluruhnya, namun bila daging itu rusak maka rusak pula seluruhnya. Saudara tahu daging apakah itu?? Daging itu adalah HATI.
Hati atau qolbu adalah inti dari diri kita. Hati inilah yang bisa melengkapi otak cerdas dan badan kuat menjadi mulia. Dengan hati yang hidup inilah orang ynag lumpuh menjadi mulia, orang yang tidak begitu cerdas menjadi mulia.
Dengan hati yang bersih kita akan dapat menjalani hidup ini dengan nikmat. Kalau hati ini bersih dan sehat, pikiran pun bisa menjadi cerdas. Orang yang bersih hati punya kemampuan berfikir yang lebih cepat daripada orang lain. Karena orang yang bersih hatinya tidak punya waktu untuk memikirkan kejelekan orang lain, iri dengan keberhasilan orang lain, dan pikiran-pikiran jalek lainnya.

Hati adalah amanah yang harus dijaga dengan penuh kesungguhan. Mohonlah pertolongan kepada Allah SWT agar senantiasa diberikan kebeningan hati. Karena dengan hati yang bening, kita akan mendapatkan banyak keuntungan. Bisnis menjadi lancar dan sukses, menjadi pimpinan yang disegani dan menjadi panutan bawahan, menjadi apapun bisa terwujud jika akhlak kita mulia disisi Allah. Kuncinya adalah dengan menjaga hati.
Kebeningan hati tidak akan kita peroleh hanya dengan doa, doa yang kita panjatkan harus diiringi dengan usaha yang keras dan gigih. Uraian dalam makalah ini semoga dapat membantu kita dalam upaya melejitkan potensi hati yang akhirnya akan membawa kita kepada kehidupan yang lebih baik.
1.      PENGENALAN DIRI
Seseorang yang mampu mengendalikan perasaan (emosinya) adalah orang yang bisa memahami siapa dirinya. Jadi, tentunya kita akan bisa mengendalikan diri begitu kita mengenalnya secara mendalam. Seperti halnya mobil, kita dapat mengendarai mobil hanya jika mengenal bagaimana cara kerja mobil tersebut, bagaimana cara mengoper gigi, menginjak pedal gas, mengendalikan stir dan hal-hal lainnya.
Kunci pemahaman diri terletak pada hati. Hati yang bisa memperlihatkan secara jelas siapa diri kita dan bagaimana watak kita. Hati yang bersih, Insya Allah akan bisa memperlihatkan kebersihan pada pribadi kita. Dan proses pengenalan diri ini dapat kita peroleh melalui proses introspeksi diri (muhasabah). Kita harus punya keyakinan bahwa hanya kitalah yang bisa menolong diri kita sendiri dan ikhtiar ini hanya Allah-lah yang berkuasa menolongnya.
1.    Cermati Potensi Diri
Anda adalah apa yang Anda pikirkan, artinya jika kita memikirkan bahwa kita tidak berguna, maka ketidakbergunaan itulah yang akan tetap menjadi cap diri kita. Mencermati potensi diri sama halnya dengan mengenali siapa diri kita.
Selain dengan menjawab semua pertanyaan diatas, kita dapat mengenali potensi diri melalui hubungan dengan orang lain. karena orang lain akan lebih objektif malihat potensi-potensi dalam diri kita. Melalui cara ini, kita akan belajar untuk menerima kritik yang datang dari luar. Kita harus terbuka terhadap kritik-kritik tersebut dan harus berprasangka baik (Husnudzan) terhadap kritikan itu jika kita menghendaki perubahan dalam diri kita.

Upaya-upaya memperbaiki diri akan efektif jika kita menggerakan segenap potensi positif setelah kita mengetahui adanya kelemahan-kelemahan pada diri kita. Perbaikan ini hanya dapat dilakukan dengan niat yang tulus.
"...Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada dalam diri mereka sendiri..." (Qs Ar-Ra'd [13]:11)
2.      Fokuskan Pada Diri Sendiri
Setiap orang tentu menginginkan kehidupan yang baik, dan berada di lingkungan yang baik. Keadaan ini tentunya akan terwujud jika setiap individu memiliki komitmen yang kuat untuk mencapai tujuan tersebut.
Kebaikan dapat ditularkan dari seseorang kepada orang lain. Namun, kebaikan akan menjadi efektif merasuk pada diri manakala berpangkal pada diri kita sendiri. Ungkapan yang cocok dengan ini bahwa sebaiknya kita mengurusi diri sendiri sebelum mengurusi orang lain.
3.      Ubahlah Persepsi
Persepsi adalah cara pandang kita terhadap potensi-potensi diri kita. Jika kita mempersepsikan diri kita selalu gagal dan tidak bisa diperbaiki, sampai kapan pun kita tidak akan pernah sukses.
Seseorang akan efektif mengubah persepsinya kalau Ia dapat menggunakan qolbunya. Qolbu yang menuju Allah SWT, akan berbicara bahwa pada dasarnya manusia memiliki sisi baik. Manusia dapat mengubah dirinya menuju kebaikan jika Ia menghidupkan sisi baik dan mematikan sisi buruknya. Yakinlah bahwa kehidupan lebih baik akan kita peroleh selama kita berada dijalur yang benar, yaitu jalur yang telah ditetapkan Allah SWT.
..:: Sebuah Perenungan ::..
Pengenalan diri biasa dilakukan dengan tafakur (perenungan) untuk menjawab beberapa pertanyaan dari dalam hati kita.
Sahabat sekalian bisa mencoba menuliskan jawaban – jawaban dari pertanyaan berikut ini.
  1. Apa saja yang menjadi kekurangan atau kelemahan saya selama ini ?
  2. Apa saja yang menjadi kekuatan atau kelebihan saya selama ini ?
  3. Prestasi apa yang paling membanggakan dalam hidup saya ?
  4. Keadaan atau peristiwa apa yang paling tragis dalam hidup saya ?
  5. Apakah saya mengetahui tujuan hidup saya ?
  6. Apakah selama ini saya dekat dengan Allah ?
  7. Apakah selama ini saya meminta pertolongan kepada Allah ?

  8. Apakah saya yakin bisa mengubah diri saya ?
  9. Saya senang jika ...
  10. Saya sedih jika ...
  11. Saya marah jika ...
  12. Saya sakit hati jika ...
  13. Saya bosan jika ...
  14. Apa yang orang lain tidak sukai dari diri saya ?
  15. Apa yang saya tidak sukai dari diri saya ?
  16. Apa yang orang lain sukai dari diri saya ?
  17. Apa yang saya sukai dari diri saya ?
2.        PEMBERSIHAN HATI
Sebenarnya sukses di dunia itu tidak berujung. Sukses di dunia adalah sesuatu yang tidak hakiki. Manakala seseorang telah meraih sukses, sesungguhnya Ia tengah ditawari untuk meraih sukses berikutnya lewat upaya yang lebih keras.
Kesuksesan dalam konsep perbaikan hidup adalah bagaimana kita secara istiqomah dapat terus melakukan pembersihan hati di sepanjang kehidupan. Puncak dari kesuksesan itu adalah bertemu dengan Allah SWT. Dan kunci dari puncak kesuksesan itu adalah kebersihan hati (qolbun saliim).
Kunci Pembersihan Hati
1.      Tekad
Tekad yang kuat merupakan generator yang mampu menggerakan aktivitas positif kita. Setiap orang memiliki kemampuan untuk melakukan hal-hal positif, namun tergantung dari orang tersebut apakah Ia mau menggerakan kemampuan itu atau tidak.
Pada dasarnya kita mampu untuk melakukan shalat tahajud dan shaum Senin-Kamis. Namun, terkadang tekad kita terlalu lemah sehingga kita tidak dapat melaksanakannya. Kita mampu untuk mengubah diri kita menjadi lebih baik tetapi kita tidak punya tekad untuk itu.
"Sesungguuhnya amal perbuatan itu pasti mengandung niat,dan setiap orang akan memperoleh apa yang diniatkannya.Barangsiapa yang hijrahnya ditujukan kepada Allah dan Rasul-Nya,berarti hijrahnya pada Allah dan rasul-Nya" (HR Bukhari-Muslim)


2.      Ilmu Memahami Diri
Dalam proses pembersihan hati ada satu ilmu yang harus kita kuasai yaitu ilmu memahami diri. Setelah kita kenal siapa diri kita, kita pahami lebih dalam diri kita dengan terus mencari dan memperbaiki kekurangan yang ada dalam diri kita. Ilmu memahami diri in berbanding lurus dengan tekad. Semakin kuat tekad maka semakin besar kadar ilmu pemahaman diri yang kita miliki.
3.      Rajin Mengevaluasi Diri
"Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran." (QS Al-Ashr [103]:1-3)
Sesungguhnya Allah telah mengingatkan manusia betapa pentingnya waktu. Manusia yang profesional adalah manusia yang mampu mengelola waktunya secara efektif. Manusia yang bernilai adalah manusia yang mampu menyediakan waktunya untuk mengevaluasi diri dan saling menasehati dalam hal kebenaran dan kesabaran.
4.      Biarkan Orang Lain Menilai Kita
Terbukalah terhadap kritik yang datang dari luar, karena orang lain akan lebih objektif menilai diri kita. Hal ini akan melatih hati kita untuk lapang dada, besar hati menerima ketidaksenangan dan keraguan orang lain terhadap diri kita. Dan hal ini akan menjadi bahan evaluasi bagi kita untuk memperbaiki diri.
5.      Bercermin Pada Perilaku Orang Lain
Cermin memberikan kesempatan bagi kita untuk melihat secara jelas apa yang sebelumnya tidak terlihat. Dalam kehidupan sehari-hari, orang-orang di sekitar kita adalah cermin yang membantu kita untuk melihat bagaimana diri kita sebenarnya dan apa yang harus kita lakukan agar kita terlihat baik di dalam cermin itu.

Sebagai ilustrasi, misalnya kita lihat orang yang dengan bangga menyombongkan mobil barunya. Lantas kita berfikir 'sombong benar orang itu'. Dari peristiwa itu harusnya kita kembalikan kepada diri kita sendiri, bahwa kesombongan itu ternyata hanya membuat orang lain membenci kita.
3.      PENGENDALIAN DIRI
Dalam kehidupan kita, yang harus kita waspadai adalah diri kita sendiri. Syariatnya kita tidak mungkin celaka, kecuali karena diri sendiri. Rasulullah SAW telah menegaskan bahwa jihad akbar adalah jihad melawan diri sendiri --- jihaddun nafs adalah prioritas utama.
Setelah mengenal diri dan membersihkan hati, langkah berikutnya adalah pengendalian diri. Pengendalian diri memang memerlukan keterampilan prima dan harus terus dilatih agar semakin terbiasa. Jika kita tidak mampu mengendalikan diri kita akan diperbudak oleh hawa nafsu kita sendiri.
1.      Mengelola Perasaan
Perasaan itu ibarat kuda liar, jika kita tidak mampu mengendalikannya kita akan terpelanting dibuatnya. Perasaan ini timbul dari hal-hal yang biasa kita lakukan. Ada beberapa kebiasaan dalam diri kita yang perlu pengendalian ketat agar tidak merugikan diri kita sendiri. kebiasaan itu diantaranya dalam hal amarah, ucapan, pandangan, pendengaran, dan selera makan.
2.      Mengelola Stress
Kegelisahan dan kecemasan adalah keadaan tidak mengenakan yang bisa dialami semua orang. Namun ada orang yang tawakal menerimanya dengan tetap berprasangka baik terhadap Allah SWT, dan sebaliknya ada yang tersiksa olehnya sehingga menyalahkan orang sekitarnya bahkan menyalahkan Allah SWT. Naudzubillahi min dzalik!!
Stress dapat menyebabkan seseorang tidak bisa menikmati berkah Allah yang melingkupinya. Kemewahan dan kejayaan tidak dapat membuat hidupnya bahagia.
"... Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." (QS Ar-Ra'd[13]:28)
"Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan." (QS Alam Nasyrah [94]:5-6)
3.      Mengelola Waktu dan Aktivitas

"Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran." (QS Al-Ashr [103]:1-3)
"Barangsiapa yang hari ini sama dengan hari kemarin maka dia termasuk orang-orang yang merugi" (HR Dailami)
Waktu adalah amanah bagi manusia untuk dipergunakan sebaik-baiknya. Allah memberikan waktu bagi manusia untuk berkiprah di dunia ini. Ada manusia yang memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya, ada juga manusia yang berleha-leha dan membuang waktunya begitu saja.
Kelakuan, pikiran, sikap, tutur kata, dan aktivitas apapun yang kita lakukan, semuanya pasti memakan waktu. Maka, tidak boleh kita melakukannya kecuali jika dipandang berharga dan bermanfaat.
4.      Berempati
Empati merupakan kemampuan dan keinginan untuk merasakan apa yang orang lain rasakan. Dalam sebuah haditsnya rosulullah menyatakan bahwa bukanlah dari kaumnya orang-orang yang tidak peduli terhadap saudaranya sesama muslim. Sehingga diumpamakan bahwa kaum muslim itu ibarat anggota badan. Jika salah satu anggota badan sakit, yang lain akan merasakannya.
Orang yang paling mulia adalah orang yang bermanfaat bagi yang lainnya. Bayangkan jika setiap orang memiliki empati seperti ini, kekeluargaan dalam kehidupan kita tentu akan selalu terjaga.
5.      Berkomunikasi dan Bergaul
komunikasi dan pergaulan yang hakiki adalah komunikasi dari hati ke hati yang penuh keikhlasan. Pergaulan yang penuh rekayasa, topeng, dan tipu daya tidak akan pernah abadi.
Berkomunikasi dan bergaul ada seninya. Seninya berasal dari pengendalian hati. Karena itu, sebelum berkomunikasi dan bergaul, persiapkan hati kita yang baik dan tulus. Dengan hati yang baik dan tulus, hasilnya Insya Allah akan maksimal.
Agar kita berhasil dalam pergaulan ada beberapa hal yang perlu kita setting dalam hati kita.

 
6.      Aku bukan ancaman bagimu
Harus ada keyakinan dalam hati bahwa kita tidak menjadi ancaman bagi orang lain. kita bukanlah biang kerok yang selalu menimbulkan kesusahan dan kerugian bagi orang lain.
7.      Aku menyenangan bagimu
Harus ada keinginan dalam hati bahwa kita bisa menyenangkan bagi orang lain. sehingga, kehadiran kita bis menjadi pelipur lara bagi orang-orang yang sedang bermasalah.
8.      Aku bermanfaat bagimu
Telah diungkapkan oleh Rosulullah SAW. Bahwa orang yang paling mulia di antara kita adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. Karena itu, harus menjadi tekad yang menggebu untuk meraih kedudukan mulia di sisi Allah dengan cara meningkatkan kemampuan kita agar bermanfaat bagi orang lain.
4.      PENGEMBANGAN DIRI
Niat dan tekad yang menggebu di dalam hati untuk mengubah diri. Lalu, kita tumbuh menjadi pribadi yang kita idamkan. Namun, setelah tumbuh sering kita justru tidak berkembang. Hal ini karena kekonsistenan tekad dan niat kita terganggu oleh hal-hal yang berasal dari diri kita sendiri.
Berikut ini upaya-upaya mengembangkan diri setelah kita melewati proses pengenalan diri dan pembersihan hati. Insya Allah keberhasilan pengembangan diri adalah sebuah prestasi yang akan membuat hidup kita lebih berarti.
1.      Membina Kepercayaan Diri
Kesombongan adalah sesuatu yang buruk dan tidak ada seorang pun yang menyukainya. Namun sebaliknya, minder (rendah diri) sebenarnya tak kalah buruk dengan kesombongan.
Kesombongan hanya berhak dimiliki oleh Allah SWT, karena Dialah yang Maha Segalanya. Dan rendah diri, hanya pantas kita lakukan manakala kita sedang menghadap kepada Allah SWT. Apalah artinya manusia kecil ini dibandingkan ke-Mahaperkasa-an Allah SWT.

Kepercayaan diri akan tumbuh saat kita menerima dan yakin bahwa apa yang kita miliki, baik itu wajah, tubuh, keluarga, harta, kecerdasan dan lain sebagainya adalah yang terbaik yang Allah berikan untuk kita. Dan tugas kita adalah mengembangkan semua potensi yang telah Allah berikan untuk kita.
2.      Membangun Kredibilitas dan Kapabilitas
Kredibilitas atau kepercayaan adalah hal yang harus terus kita pelihara. Karena kepercayaan adalah inti dari hubungan antar sesama. Seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW, sebelum diangkat menjadi rasul beliau telah mendapatkan gelar al-Amin (terpercaya) dari masyarakat kota Makkah sejak usia remaja. Beliau menjadi orang terpercaya (kredibel) karena akhlak dan perilakunya.
Kapabilitas atau kecakapan adalah hal kedua yang harus kita miliki setelah kejujuran. Walaupun seseorang telah teruji kejujurannya, seseorang harus pula teruji kecakapan dan keandalannya. Adalah sebuah keteledoran manakala seorang bersikap jujur, tetapi ketika bekerja ia banyak lalai dan melakukan kesalahan yang dapat mengakibatkan rontoknya kredibilitas.
Setelah membangun kredibilitas dan kapabilitas, yang harus kita lakukan adalah mengembangkan kreasi dan inovasi. Kita tahu perubahan demi perubahan terjadi setiap waktu. Karena itu, jika kita menginginkan kemajuan dalam diri kita, maka kita dituntut untuk selalu berfikir kreatif. Dengan demikian kita akan dapat menyesuaikan diri dalam berbagai situasi sehingga lebih menegaskan kredibilitas dan kapabilitas sebagai orang yang mengikuti perkembangan zaman.
3.      Menjadi Pribadi Unggul
Unggul berbanding lurus dengan prestasi. Seseorang menjadi pribadi yang unggul karena dia menghasilkan prestasi-prestasi dalam hidupnya. Prestasi itu dapat kita petakan dalam format 3 K(Q), yaitu kecepatan (quick), kualitas (quality), kuantitas (quantity).
Suhanallah, ternyata format tersebut telah terakomodasi dalam Islam sebagai agama prestatif. Islam mengutamakan kecepatan dengan menganjurkan pemeluknya untuk tidak menunda-nunda kebaikan. Islam mengutamakan kualitas dengan menganjurkan pemeluknya untuk beribadah dengan khusuk dan melakukan yang terbaik untuk dunia dn akhirat. Dan Islam mengutamakan kuantitas dengan menganjurkan pemeluknya memperbanyak amalan, ilmu, dan usaha.

 
5.      MAKRIFATULLAH
Langkah terakhir dalam perbaikan diri adalah kecondongan diri kita kepada Allah SWT. Setelah kita menjalani langkah-langkah diatas, kita fokuskan hati kita kepada Allah SWT. Hal ini bertujuan agar kebaikan-kebaikan yang ada pada diri kita senantiasa terjaga.
"Wahai anak Adam, Aku telah ciptakan kamu, maka kamu jangan bermain-main, dan Aku jamin rezekimu, maka kamu jangan merasa capai. Wahai anak Adam, carilah aku, maka engkau akan menemui-Ku. Dan jika engkau menemukan Aku, engkau akan dapat sesuatu sedang Aku mencintaimu, lebih dari segalanya." (HR. Qudsi)
Sesungguhnya Allah itu sangat dekat, bahkan lebih dekat dari urat leher kita sendiri. Dengan meyakini hal tersebut, apakah mungkin kita akan berani berbuat maksiat?? Jawabannya adalah TIDAK!. Setiap gerak langkah kita semata-mata hanya untuk meraih ridho Allah.
Allah SWT akan memberikan anugrah-Nya berupa kecerdasan ruhaniah bagi orang yang selalu mendekatkan diri kepada-Nya. Dalam hati orang-orang yang dianugrahi kecerdasan seperti ini, nur Illahi akan selalu berbinar. Inilah ciri-ciri orang tersebut.
1.      Mengalami Perubahan yang Dahsyat
Kekuatan keyakinan kapada Allah begitu dahsyat dalam mengubah apa pun hanya dalam hitungan detik. Dengan keimanan kita bisa berharap terjadi perubahan yang hakiki pada diri kita. Yang semula pemalas berubah menjadi semangat berkarya. Yang tadinya minder, berubah menjadi penuh percaya diri.
2.      Menjadi Orang yang Merdeka
Alangkah bahagianya orang yang selalu membina hubungan baiknya secara horizontal, terlebih lagi hubungan secara vertikal dengan Allah SWT. Manakala kita telah mngenal Allah, kita akanmenjadi orang yang merdeka. Dipuji tidak dipuji tetap giat berbakti. Diberi balasan atau tidakk kita tetap berbuat baik. Diawasi atau tidak, kita tetap istiqomah bekerja dengan tertib dan optimal.

 
3.      Merasakan Pengiring
Orang yang mendekatkan diri kepada Allah tentu tidak akan merasakan kesendirian karena Ia dapat merasakan iringan Allah dalam hidupnya. Kita tidak akan merasa cemas, karena yakin bahwa Allah akan selalu memperhatikan kita, memenuhi kebutuhan kita, mengabulkan doa kita, dan menjaga diri kita. Kapan pun dan dimana pun.
4.      Menjadi Optimis
Orang yang mendekatkan diri kepada Allah tidak akan pernah mencemaskan hari esok. Karena Ia yakin bahwa Allah akan selalu memberikan rezeki-Nya selama kita mau mengoptimalkan usaha dan doa kita.
"...Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya..." (QS ath-Thalaaq [65]:3)
5.      Memiliki Akhlak Yang Baik
Keberadaan Allah yang dekat dengan kita akan menjadi sebuah peringatan untuk selalu berhati-hati dalam perkataan dan perbuatan. Alangkah tentramnya orang yang berhati bersih. Hidupnya senantiasa damai, walaupun tinggal di tempat yang karena setiap orang selalu merindukan kehadirannya.
BAB IV
PENUTUP
Uraian diatas menjelaskan bahwa betapa sempurnanya Islam dalam mengatur setiap sisi dalam kehidupan manusia. Islam diturunkan Allah SWT untuk menyempurnakan ahlak manusia dan mengajarkan kepada manusia bagaimana menjalani hidup di dunia sebagai ladang amal dan jembatan menuju syurga-Nya kelak.
Umar bin Khattab RA, sebelumnya begitu pemarah, berpribadi keras sampai-sampai anaknya sendiri dikubur hidup-hidup. Namun, ketika mendapat iman, segalanya berubah! Dia jadi begitu pemurah, penyantun, dan sangat peka terhadap derita orang lain.

Jazirah Arab, yang semula tidak dikenal, sebuah dusun sederhana dengan segala keterbatasannya, setelah diterangi cahaya iman, maka berubah menjadi bangsa yang sangat disegani dan menjadi pilar peradaban dunia.
Islam telah begitu jelas memberikan petunjuk bagi manusia, bagaimana cara meraih kemuliaan hidup. Namun tentunya, petunjuk-petunjuk itu tidak akan memberikan pengaruh apapun jika kita sebagai umat muslim tidak menerapkannya dalam kehidupan kita.
Oleh karena itu, mari kita jadikan Islam sebagai pedoman hidup. Kita jadikan Al-Quran dan Sunnah sebagai petunjuk yang nyata dalam setiap gerak langkah kita. Agar kita menjadi pribadi yang tangguh, pribadi yang siap menghadapi tantangan hidup dan siap pula menghadap Sang pemilik kehidupan jika waktunya tiba.
Jangan biarkan kebodohan, kemalasan, dan terutama kekufuran menjadi penghalang kita dalam meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. Jangan biarkan rohmat Allah hilang dari genggaman. Pupuk terus keimanan di hati, pelihara taqwa yang terpatri di dalam dada. Jangan biarkan syetan mengobrak-abrik hidup kita. Tetap istiqomah dalam ibadah. Yakinlah bahwa setiap perbuatan baik yang kita kerjakan dengan niat ibadah karena Allah akan selalu mendapat balasan dari-Nya.
Kesimpulan
  • Islam adalah agama yang sempurna, yang di dalamnya terdapat petunjuk-petunjuk bagi manusia bagaimana menjalani kehidupan di dunia dan persiapan menuju ke kehidupan yang hakiki yaitu kehidupan akhirat.
  • Kesempurnaan Islam tidak akan membawa perubahan apapun jika umat manusia tidak menerapkan nilai-nilai luhur Islam dalam kehidupannya.
  • Jika kita benar-benar menginginkan kehidupan terbaik, maka lakukanlah hal-hal terbaik dalam kehidupan kita dengan berpedoman pada aturan-aturan dan petunjuk yang telah detetapkan Allah SWT. Wallahu'alam
Referensi
  1. Buku "Jagalah Hati (step by step manajemen qolbu)" karya KH.Abdullah Gymnastiar.
  2. Buku "Materi Tarbiyah (panduan kurikulum da'i dan murobbi)" karya Ummu Yasmin.
  3. http://www.islamquest.net/id/archive/question/fa956
  4. http://id.wikipedia.org/wiki/Islam
  5. http://dadangdudung.blogspot.com/2009/02/menuju-hidup-lebih-baik-dengan-islam.html


2 komentar:

  1. Anda dapat membaca juga sepak bola terbaik, prediksi berita di situs saya
    Prediksi Bola Terbaik
    Terima Kasih

    BalasHapus